MIGRASI

Migrasi 



    Migrasi merupakan aktivitas perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya, baik dalam lingkup satu negara maupun antar negara. Migrasi tidak hanya berlaku untuk manusia, namun hewan juga bisa melakukan migrasi. Contohnya migrasi burung karena adanya pergantian musim. Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada beberapa faktor yang mempengaruhi migrasi penduduk, yaitu: Faktor politik di suatu wilayah atau negara, faktor keamanan dalam satu wilayah atau negara, faktor bencana alam, faktor ekonomi, faktor pendidikan serta faktor sosial budaya.

Konsep migrasi desa – kota 
    Di negara-negara yang sedang berkembang, pola migrasi, pola migrasi yang masih menunjukkan suatu polarisasi, yaitu pemusatan arus migrasi ke wilayahwilayah tertentu saja, khususnya kota-kota besar (Firman, 1994). Hal yang sama juga dijelaskan bahwa pola migrasi desa-kota di negara berkembang termasuk Indonesia menunjukkan adanya konsentrasi pendatang yang tinggi di kota-kota besar dan dinamis. Sedangkan kota-kota kecil lainnya yang kurang dinamis seringkali menunjukkna tingkat migrasi netto (selisih migrasi keluar dengan migrasi masuk?) yang rendah. 
    Dengan demikian bahwa migrasi desa-kota tidak hanya disebabkan oleh faktor dorongan di desa, tetapi juga oleh faktor daya tarik di kota. Berkenaan dengan hal tersebut, perpindahan (mobilitas) tenaga kerja desa-kota tidak selalu berpola pada pergerakan tenaga kerja di daerah kecil (Kecamatan/Kabupaten) ke daerah besar (Kota Provinsi/ Ibu Kota). Pola derah tujuan tenaga kerja tersebut menurut (Mantra,2000) mempunyai empat kategori, yaitu : urban town,small city, medium-sized city dan big city. Mantra (2000) mengemukakan bahwa kota-kota kecil atau sedang merupakan kesempatan (rintangan) antara yang terletak dengan desa pengirim migran (tenaga kerja) dan kota besar tempat tujuan migran. 

Jenis-jenis migrasi ini akan masuk dalam macam-macam migrasi. Sebelum itu harus mengetahui terlebih dahulu, bahwa ada dua jenis migrasi. Ada migrasi nasional dan migrasi internasional.

1. Migrasi Nasional

Migrasi nasional atau lokal ini merupakan perpindahan penduduk di dalam satu wilayah negara yang dilakukan dengan tidak adanya keterpaksaaan. Tujuan perpindahan ini untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Mengenai migrasi nasional ini misalnya saja pindahnya politikus Fahri Hamzah dari NTB ke Jakarta dengan tujuan menjalankan tugasnya sebagai Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

2. Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan yang dilakukan oleh masyarakat dari menjadi penduduk negara satu ke suatu negara lain. Perpindahan ini dilakukan atas dasar sukarela dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Misalnya saja seseorang yang melakukan migrasi internasional ini seperti Anggun dari Warga Negara Indonesia menjadi Warga Negara Prancis seperti sekarang.

Jenis-Jenis Migrasi Nasional

1. Sirkulasi

Sirkulasi merupakan perpindahan penduduk yang tidak menetap, namun ada juga yang menetap atau tinggal sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi bisa dibedakan ke dalam jenis-jenis berikut ini :

a. Sirkulasi Harian, perpindahan penduduk suatu daerah ke daerah lain yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore atau malam harinya (tanpa menginap). Pelaku sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan penglaju atau komuter.

b. Sirkulasi Mingguan, perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain pada awal pecan dan akan kembali pada akhir pekan.

c. Sirkulasi Bulanan, perpindahan penduduk dari suatu daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak tempuh antardaerah relative jauh, sehingga dianggap tidak efektif baik segi waktu maupun biaya jika melakukan sirkulasi harian atau mingguan.

2. Urbanisasi

Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Biasanya, urbanisasi sifatnya menetap jadi jumlah penduduk suatu kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang tinggalkan.

Faktor pendorong urbanisasi yaitu :

a. Tidak ada lapangan pekerjaan yang memadai di luar sektor pertanian.

b. Lahan pertanian sempit.

c. Upah tenaga kerja yang rendah.

d. Sarana dan prasarana sosial terbatas.

e. Anggapan lebih terpandang bila bekerja di kota.

f. Tidak cocok dengan pola kehidupan desa.

Faktor penarik urbanisasi yaitu :

a. Tersedia banyak lapangan pekerjaan.

b. Upah tenaga kerja yang lebih besar.

c. Sarana dan prasarana sosial memadai.

3. Ruralisasi

Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa. Jadi, ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Umumnya, ruralisasi dilakukan oleh masyarakat yang dulunya pernah melakukan urbanisasi. Namun, banyak juga penduduk kota asli yang pindah ke desa.

Faktor pendorong ruralisasi yaitu :

a. Merasa jenuh tinggal di kota.

b. Harga lahan di kota semakin mahal dan tidak terjangkau.

c. Keinginan memajukan desa ataupun daerah asal.

d. Merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.

Faktor penarik ruralisasi yaitu :

a. Harga lahan di pedesaan relative lebih murah.

b. Pola kehidupan masyarakat lebih sederhana.

c. Suasana lebih tenang sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani pensiun.

d. Perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.

4. Transmigrasi

Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk antar pulau. Misalnya, dari Jawa ke Kalimantan atau ke Sumatera. Jadi transmigrasi dilakukan oleh orang yang tinggal di pulau padat penduduk ke pulau yang masih jarang penduduknya. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.

Berikut ini jenis transmigrasi berdasarkan pelaksanaannya :

a. Transmigrasi Umum, transmigrasi yang dilakukan oleh program pemerintah. Biaya ditanggung oleh pemerintah, termasuk penyediaan lahan pertanian dan biaya hidup untuk beberapa bulan.

b. Transmigrasi Spontan, transmigrasi yang dilakukan atas kesadaran dan biaya sendiri.

c. Transmigrasi Sektoral, transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan transmigrasi.

d. Transmigrasi Bedol Desa, transmigrasi yang dilakukan terhadap satu desa atau daerah secara bersama-sama. Transmigrasi ini dilakukan karena beberapa faktor, yaitu :

- Daerah asal terkena pembangunan proyek pemerintah, misalnya pembangunan waduk yang luas.

- Daerah asal merupakan kawasan bencana, sehingga masyarakat yang ada didalamnya harus dipindahkan.

Jenis-Jenis Migrasi Internasional

1. Imigrasi

Imigrasi ialah datangnya penduduk dari sebuah Negara lain ke sebuah Negara, misalnya wisatawan negara luar datang ke Indonesia.

2. Emigrasi

Emigrasi ialah perpindahan penduduk yang berpindah sebuah Negara ke Negara yang lain, misalnya tenaga kerja indonesia (TKI) dari Indonesia bertempat di Malaysia untuk bekerja.

3. Repatriasi

Repatriasi ialah perpindahan penduduk dari Negara yang di tinggalinya dalam waktu sementara  dan kembali ke Negara asalnya setelah sekian lama tidak kekampung halamannya. Contohnya, orang asal Indonesia yang sudah lama menetap di negara luar kembali pulang ke kampung halamannya di Indonesia.



SUMBER DATA

Untuk keperluan estimasi migrasi penduduk, 3 sumber data utama dalam demografi yaitu, 

  • registrasi
  • sensus
  • survei
SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus)
SP (Sensus Penduduk)Mencakup:a. Life Time Migration (Migrasi Seumur Hidup);b. Recent Migration (Migrasi Risen)c. Total Migration (Migrasi Total)d. Migrasi Desa-Kota

Ukuran-Ukuran Migrasi 
1. Angka Moblitas Angka mobilitas adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan jumlah penduduk


m = angka mobilitas 
M = Jumlah Mover 
P = Penduduk k= 1.000 
Dalam kenyatan sulit untuk mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara lokal ini. 

2. Tingkat Migrasi Keluar Secara Kasar(The Crude Out Migration Rate) atau disebut Angka Migrasi Keluar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun 


Mo = Angka migrasi keluar
O= Jumlah migrasi Keluar 
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
k= 1.000 30 

3. Tingkat Migrasi Masuk Secara Kasar(The Crude Imigration Rate) atau disebut Angka Migrasi Masuk, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. 

Mi = Angka migrasi masuk 
O = Jumlah migrasi masuk 
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
k = 1.000 

4. Tingkat Migrasi Netto (The Net Migration Rate) atau disebut Angka migrasi Netto adalah selisih banyaknya migran yang masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun. 


Mn = Angka migrasi netto 
I = Jumlah migrasi masuk 
O = Jumlah migrasi keluar 
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
k = 1.000 

5. Tingkat Migrasi Bruto(The Gross Migration Rate) atau disebut Angka Migrasi Bruto, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.  

Mg = Angka migrasi bruto 
I = Jumlah migrasi masuk 
O = Jumlah migrasi keluar 
P = Jumlah penduduk tempat tujuan + Jumlah penduduk di tempat asal 
k = 1.000

Perhitungan Angka Migrasi

1. Angka Migrasi Masuk (Mi) adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1.000 penduduk di suatu wilayah daam satu tahun.

2. Angka Migrasi Keluar (Mo) adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu wilayah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

3. Angka Migrasi Netto (Mn) adalah selisih banyaknya migran yang masuk dengan migran yang keluar dari satu wilayah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Perhitungan angka migrasi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu wilayah memiliki daya tarik bagi penduduk di sekitarnya atau daerah lain dan apakah wilayah tersebut merupakan wilayah yang kurang disenangi untuk dijadikan wilayah tempat tinggal. Berikut ini beberapa rumus untuk menghitung migrasi.

Dampak Positif Migrasi

Pada kasus ini, dampak positif akan dilihat dari perspektif global dan lokal. Perspektif global menyoroti dampak positif dari migrasi eksternal masyarakat Indonesia serta imigrasi pekerja asing yang masuk ke indonesia.

Perspektif lokal akan menyoroti dampak migrasi internal yang dilakukan masyarakat Indonesia antar provinsi, kota, kabupaten, atau satuan wilayah lainnya.

Gold Rush
Ketika Emas Ditemukan, Orang akan Berbondong-Bondong Bermigrasi ke Daerah Tersebut, Menciptakan Sebuah Boomtown.

Global

  • Pembentukan komunitas diaspora yang nantinya dapat menjadi tokoh pembangun negri.
  • Pemicu transfer ilmu dari institusi pendidikan dan riset luar negri
  • Menjadi sumber remmitance
  • Migran asing ekspatriat akan meningkatkan kualitas pekerjaan serta produktivitas dalam bidang-bidang tertentu yang dikuasainya
  • Menjadi salah satu sarana pertukaran budaya dan propagasi budaya Indonesia di luar serta budaya luar di Indonesia.

 

Lokal

  • Menjadi sarana pertumbuhan penduduk bagi boomtown dan kota-kota yang memiliki konsentrasi industri tinggi. Kota-kota tersebut memerlukan pekerja dalam jumlah banyak sehingga perlu migrasi.
  • Menjadi salah satu faktor yang diharapkan dapat mensuplai tenaga kerja di kawasan ekonomi khusus. Diharapkan migran akan datang ke kota-kota di sekitar KEK untuk berkerja di KEK tersebut.
  • Migrasi dapat meningkatkan keberagaman budaya dalam suatu wilayah. Hal ini dikarenakan penduduknya berasal dari berbagai wilayah, sehingga terwujdukanlah slogan berbeda-beda tetap satu.
  • Migrasi dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Proses migrasi memerlukan banyak uang sehingga memunculkan bisnis-bisnis penunjang seperti travel agent dan jasa pindah rumah
  • Migrasi dapat menjadi sarana pemerataan penduduk jika dikontrol dengan baik oleh pemerintah dan lembaga terkait
  • Migrasi menciptakan kebutuhan fasilitas dan perumahan pada wilayah yang dituju. Hal ini akan mendorong pertumbuhan industri konstruksi dan konsultasi pada wilayah yang dituju
  • Migrasi dapat meningkatkan arus kas kepada daerah asal migran. Ketika migran tersebut bekerja di kota, dia akan mengirimkan uang ke daerah asalnya untuk menyokong kehidupan keluarga atau orangtuanya. Hal ini meningkatkan sirkulasi uang yang beredar di daerah asal.

 

Dampak Negatif Migrasi

Sama seperti dampak positif, dampak negatif juga akan dilihat dari dua perspektif, global dan lokal. Perspektif global akan berfokus pada dampak negatif migrasi penduduk luar negri ke Indonesia dan sebaliknya, sedangkan lokal akan berfokus pada dampak negatif migrasi penduduk antar satuan wilayah di Indonesia.

Brain Drain
Brain Drain Merupakan Fenomena Kepergian Masyarakat yang Pintar Ke Negara Lain. Dampaknya Adalah Kekurangan SDM yang Berkualitas di Negara Asalnya.

Global

  • Migrasi secara global dapat menyebabkan fenomena brain drain pada negara asal. Fenomena ini terjadi ketika orang-orang pintar dari negara asal pergi ke negara maju untuk mengejar karir dan pendidikan, namun tidak kembali membangun negri.
  • Migrasi akan menyebabkan konflik antar negara apabila migrasi tersebut bersifat tidak terkontrol dan terjadi secara illegal. Contoh nyata dari ini adalah Meksiko dengan Amerika Serikat serta Spanyol dengan Maroko dan negara-negara Afrika.
  • Dapat menyebabkan degradasi budaya lokal dikarenakan terlalu banyak penduduk asing yang membawa budayanya. Hal ini dapat dilihat di kota-kota Internasional yang sudah menjadi tempat berkumpul orang-orang dari berbagai belahan dunia. Contoh kota tersebut antara lain adalah Denpasar, Jakarta, Bangkok, Chiang Mai, serta kota-kota besar lainnya

 

Lokal

  • Dapat menyebabkan overpopulasi pada kota-kota besar yang menjadi primadona tujuan migrasi. Contoh yang baik dari fenomena ini adalah Jakarta dan Bandung. Kedua kota ini merupakan kota besar yang memiliki aktivitas ekonomi berkembang dan kualitas hidup yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitar. Oleh karena itu, banyak migran yang berdatangan ke kedua kota ini, sehingga industri perumahan tidak cukup sigap dalam memenuhi permintaan rumah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya wilayah kumuh atau slum area.
  • Dapat menyebabkan brain drain secara lokal. Orang-orang hebat dari desa akan cenderung pindah ke kota sehingga tidak dapat membangun desa.
  • Penurunan populasi desa menyebabkan aktivitas ekonomi dan sosial di desa menjadi stagnan. Selain itu, pemerintah juga akan lebih mengabaikannya karena terdapat wilayah wilayah lain yang memiliki populasi lebih besar dan dianggap lebih penting.
  • Migrasi yang terjadi secara besar-besaran dapat mengganggu struktur sosial bagi daerah yang didatangi maupun daerah yang ditinggali.


Komentar

Postingan Populer